Saturday, October 26, 2019

Who is The Audience of My Social Media



I just have few of social media, Instagram, Pinterest and Linknd. But i use Instagram more often than the other. So far my Instagram followers always love if the post including myself using outfit of the day (OOTD) or me with someone famous like taking selfie with celebrity or take a picture of public figure. I am not complain about that situation because people like famous people, but i hope my followers can appreciate more the post about my work or my aesthetic. 

The age of my Instagram followers are between the age 18-35, mostly women who lives in big city like Jakarta and New York. Of course, there are some outliners like some of my followers are men who love fashion or maybe high school kids who has dream in fashion.

Saturday, October 5, 2019

Comparison of Size

I went to H&M and i love to buy new turtleneck sweater because autumn season has come.
I fell in love with this green sweater, not only because i love green colour and also green is the upcoming trend of next year. i try three sizes and the conclusion is;

 S Size

When i tried size S, the sweater is too tight at chest, stomach and arm part, but i like the collar area because it fitted me well.

M Size

And then i tried size M and it fitted me well at arm area. But it loose at stomach and collar area, also still tight at chest part.

L Size

Last but not least, i tried size L and it loose at chest, stomach, arm and especially collar part.
I ended up buy size M because it the best of them all.

Wednesday, October 2, 2019

Amazing Broadway!

Karena saya memang dari kecil suka bernyanyi maka orang tua saya memasukan saya ke sanggar bakat bernama Shangrila sedari saya masih berumur 6 tahun. Di tempat itu saya bukan hanya diajarkan bernyanyi tapi juga menari, berakting dan bernarasi. Karena saya antusias dan selalu memberikan yang terbaik saya terpilih menjadi pemeran utama pada pertunjukan opret Pinocchio yang diadakan sanggar Shangrila. Dari situ kecintaan saya pada sebuah pertunjukan seni terutama opret meningkat. Walaupun saya selalu meyakini bahwa dunia panggung hanyalah hobi yang saya sukai namun tidak untuk dijadikan pilihan karir.

Lain cerita, saya selalu merasa bahwa Jakarta dan New York memiliki banyak kesamaan seperti, perkotaan yang sibuk, macet, orang-orang mengejar cita-cita dan tidak pernah tidur. Namun salah satu yang paling membedakan adalah Broadway! Hal ini membawa memori saya kembali ke masa kecil saya dimana opret dibuat selayaknya Broadway. Dialog yang perlu dihafal, lagu yang dinyanyikan, kostum yang istimewa dan custom, serta setting panggung yang megah menjadi pilar yang harus dimiliki pertunjukan opret yang baik, begitu pula Broadway.

Saya akan me-review sedikit Broadway yang berhasil saya tonton di New York (sejauh ini).



Harry Potter and The Cursed Child

Broadway ini adalah play yang berarti bukan musical. Broadway ini terdiri dari dua bagian, part 1 & part 2. Secara keseluruhan play ini sangat bagus. Penggarapan terlihat dipikirkan secara matang. Biasanya sebuah play memberi efek membosankan karena tidak dibarengi oleh lagu. Hebatnya play ini berhasil membawa alur naik turun sehingga membuat dinamika tersendiri untuk penontonnya. Semua pemain tampil prima. Dan yang menjadi highlight-nya adalah kejutan-kejutan yang akan membuat kalian terkesima pada kedua part pertunjukan. 

My rating: ****



Wicked

Jika kalian penyuka Broadway tentu tahu dengan musical classic ini. Wicked merupakan salah satu pertunjukan yang selalu ada di Broadway. Bahkan tahun ini memasuki tahun ke 15 dari awal pertunjukan pertama mereka dengan pemain original Kristin Chenoweth dan Idina Menzel sebagai Glinda dan Elphaba. Walau sudah lama berlalu dari show dengan pemain originalnya, musical ini tidak pernah sepi karena selalu menjaga kualitas pertunjukan. Pengganti dari Kristin dan Idina masih sangat mumpuni untuk mendapat dua peran ikonis tersebut.

My rating: ****



Hadestown

Bahkan hingga hari ini lagu pada Hadestown masih terngiang di telinga saya. Karena jujur semua lagu pada musical ini sangatlah bagus. Banyak lagu cinta dengan nada-nada miring yang terdengar sangat mahal. Beruntung saya masih sempat menyaksikan pertunjukan ini dengan original cast yang sangat luar biasa. Semua pemain seperti memiliki koneksi yang kuat terhadap satu sama lain terutama pemeran Orpheus & Eurydice. Walau setting panggung tidak banyak berubah namun musical ini berhasil merebut hati saya dengan kekuatan cerita, dialog, lagu dan pemain yang perlu diacungi jempol. Definitely A Must Watch Broadway!

My rating: *****



Frozen

Jika kalian menyukai film-film Disney kalian pasti akan suka dengan musical ini. Pertunjukan ini diisi dengan pemain dengan suara yang bagus. Yang tentunya akan mencuri perhatian adalah pemain cilik yang berperan sebagai Anna dan Elsa masa anak-anak. Secara produksi musical ini tertata rapi karena kembali lagi, musical ini adalah produksi Disney yang kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Namun entah mengapa saya merasa ada yang kurang dari musical ini. bukan dari segi produksi tapi lebih kepada bagian soul musical ini sendiri. Namun jangan khawatir, saya yakin kalian tetap akan suka dengan musical ini jika berkesempatan menontonnya.

My rating: ***½



Mean Girls

Bohong jika kalian tidak tersenyum saat menyaksikan musical ini. Saya bahkan tertawa berkali-kali dibeberapa scene. Mean Girls berhasil membuat saya bahagia pada saat saya menontonnya. Setiap dialog terasa sangat ringan tapi mendalam. Mungkin karena Tina Fey tetap mengawasi pembuatan script-nya. Sebenarnya dari segi cerita, musical ini tidak banyak berubah dari film aslinya namun menambahkan sisi buruk teknologi sebagai penyesuaian zaman sekarang. Jadi intinya jika kalian suntuk dan ingin mendapat hiburan dari Broadway, Mean Girls adalah jawaban yang tepat.

My rating: ****½



Moulin Rouge

Moulin Rouge The Musical adalah alasan saya me-review Broadway yang saya tonton. Moulin Rouge memiliki dua bagian, part 1 & part 2, dan mempunyai paket yang komplit. Pemain cemerlang, lagu yang catchy, alur cerita yang penuh dinamika, kostum yang fenomenal, dan tata panggung yang fantastis. It's like another level! Baz Luhrmann berhasil membuat musical ini seindah filmnya. Satu hal yang paling dramatis dari musical ini adalah tangisan saya di part pertama dilanjutkan di part kedua. Memalukan memang namun puas rasa hati ini.

My rating: *****



Dear Evan Hansen

Dear Evan Hansen sukses membuat saya menangis 3 kali sepanjang pertunjukan berlangsung. Broadway musical ini terasa begitu "relate" dengan kehidupan saya. Terutama buat saya yang sering berbohong pada orang lain dan tentunya diri sendiri. Walau kini bukan original cast yang memerankan lakon pertunjukan ini, tapi cast baru-nya tetap patut mendapat pujian. Lagu-lagu pada musical ini juga sangat catchy dan memiliki kata-kata mendalam sehingga mudah untuk didengar dan akan mudah untuk dihafal jika ingin bersenandung selesai pertunjukan berakhir. Kini saya tidak heran musical ini berhasil mendapat Tony Awards sebagai Best Muscial tahun 2018.

My rating: *****



David Byrne's American Utopia

Sebenarnya pertunjukan ini bukan seperti pertunjukan yang biasa ada di Broadway, karena pertujukan ini tidak memiliki alur cerita seperti pertunjukan lainnya. Show ini merupakan live-music yang hadir dari critical thinking genius David Byrne. Isinya seperti nostagia, protes, dan pemikiran personal yang mendalam tentang aspek-aspek kehidupan. Buat saya yang merupakan visual person sungguh terpuaskan dengan show ini. Stylish, sophisticated dan modern menjadi 3 kata yang paling tepat untuk menggambarkan betapa indahya pertunjukan ini.

My rating: ****½

Tuesday, October 1, 2019

New York for Now!



Hai semua!

Saya kembali lagi, setelah sekian lama nggak nulis, akhirnya sekarang memutuskan untuk menulis lagi. Bukan tanpa sebab saya kembali menulis di blog ini, semua karena saya akhirnya memutuskan untuk melanjutkan hidup di kota yang menjadi mimpi saya dari kecil, New York.

Walau belum 100% pindah dari Jakarta, tapi tujuannya bisa menetap di kota penuh keajaiban. Buat kalian yang merupakan followers di instagram saya @geofannytambunan pasti tau kalau saya pindah ke New York dikarenakan saya melanjutkan pendidikan di The New School atau Parsons School of Design New York City. Namun yang jadi pertanyaan, kenapa baru sekarang lanjut nulis di blog lagi? Jawabannya adalah......... karena baru ada niat nulis (LOL), tapi bukan karena malas, tapi karena waktu untuk nulis benar-benar tidak ada. Jujur saja kuliah saya disini lumayan sibuk. Belum lagi sekarang saya menjadi associate fashion director untuk Indonesia Fashion Gallery (IFG) di New York. Dan beberapa waktu lalu IFG baru saja berhasil membawa designer Indonesia ke kancah New York Fashion Week The Show untuk season Spring/Summer 2020.






Flashback sedikit ke musim dingin lalu, kelas saya dimulai dan saya mendapat banyak pembelajaran baru dan tentu pengalaman yang tak terlupa. salah satu highlight-nya adalah saya berkesempatan selfie bersama model kenamaan Kendall Jenner. Walau (jujur) saya tidak terlalu nge-fans sama Kendall namun saat ketemu saya tetap starstruck melihat sosok wanita cantik yang ramah mau diajak ber-selfie. Selain itu saya juga berhasil mengabadikan momen pertemuan saya dengan Willow Smith dan Olivia Culpo.




 























Satu lagi yang saya cukup banggakan adalah saya berhasil menyelesaikan semester pertama saya di Parsons dengan nilai yang sangat memuaskan dan mendapat pujian dari Professor Steven Broadway selaku dosen Fashion Design saya.




Sunday, May 24, 2015