Sunday, May 24, 2015

People Change, Fashion Change.

Sudah lama ya gw ga nulis, maaf kalo tulisannya kaku, hehehe, post kali ini gw mau ngebahas tentang perubahan fashion di setiap era. We talk about something mainstream!

Seperti yang kalian tau setiap 10 tahun (1 dekade), fashion selalu punya gaya atau tren yang menjadi ciri khas di setiap dekade. Sebagai contohnya tentu kalian ingat gaya dekade 20an, Art Deco / Jazz Age yang menjadi inspirasi cerita dan film The Great Gatsby atau dekade 50an yang terkenal dengan Big Midi Skirt dan busana yang mengikuti lekuk tubuh atau dekade 70an dengan inspirasi Psychedelic dan Celana Cutbray. Memasuki abad ke 21, mulai dihebohkan dengan gilanya fashion yang more is more! Musik pop seperti Lady Gaga dan Katy Perry menjadi panutan dalam industri fashion dunia. Namun kini masa itupun sudah habis. Lady Gaga sendiri yang menjadi salah satu icon di era 2000an sudah mulai menurunkan tingkat kehebohannya dalam berpakaian. Bermula dari banyaknya fashion brand yang mengambil keputusan untuk merubah creative director mereka. Dimulai dari Celine, Saint Laurent, Dior, Louis Vuitton dan yang baru musim ini, Gucci. Nama seperti Phoebe Philo, Hedi Slimane, Raf Simons dan Nicolas Ghesquiere menjadi sorotan terhadap dunia fashion. Komentar baik maupun buruk diterima mereka tentang kapabilitas mereka dalam menjaga nama baik brand yang mereka pimpin. Kebanyakan dari mereka mendapat review baik dari media dan review buruk dari masyarakat awam. Mereka di cap tidak indah dalam mendesain, tidak mengikuti dna asli rumah mode yang mereka payungi dan banyak yang merasa era ini adalah era yang gagal bagi fashion. Hal ini tampaknya bukan karena mereka yang salah dalam menjalankan pekerjaan mereka namun masyarakat yang sulit menerima perubahan.

Kini mulai terbaca tren apa yang menjadi ciri khas dekade ini. PRAKTIKAL. Yes!

Para desainer sudah tidak lagi menguatkan koleksi mereka dengan tampilan drama yang selalu heboh dan terkesan over the top. Kini produk fashion dari brand ternama merupakan produk yang benar-benar siap pakai. Baik koleksi Ready-to-Wear ataupun Haute Couture, rumah mode kini lebih memikirkan kualitas bahan daripada cutting yang unusual, lebih memikirkan kenyamanan daripada tampilan luar.

1 comment:

  1. Indeed
    salah satu desainer kenalanku (namanya Fei) brand nya crazy no play, juga meninggalkan desain-desain artistik yang mencengangkan namun gak bisa dipakai sehari-hari. skrg rajin produksi ready-to-wear clothes aja

    ReplyDelete