Sunday, May 24, 2015

Valley of Dreams

Photographer Rio Surya Prasetia, Stylist Gheofanny Tambunan, MakeUp & HairDo El Rupiani,
Model Renata - Grande.
 
Courtesy of CosmoGIRL! Indonesia

Illustrator of The Month, Andrew B. Myers.

Andrew B. Myers,
Canadian Illustrator/Photographer.
His Web

People Change, Fashion Change.

Sudah lama ya gw ga nulis, maaf kalo tulisannya kaku, hehehe, post kali ini gw mau ngebahas tentang perubahan fashion di setiap era. We talk about something mainstream!

Seperti yang kalian tau setiap 10 tahun (1 dekade), fashion selalu punya gaya atau tren yang menjadi ciri khas di setiap dekade. Sebagai contohnya tentu kalian ingat gaya dekade 20an, Art Deco / Jazz Age yang menjadi inspirasi cerita dan film The Great Gatsby atau dekade 50an yang terkenal dengan Big Midi Skirt dan busana yang mengikuti lekuk tubuh atau dekade 70an dengan inspirasi Psychedelic dan Celana Cutbray. Memasuki abad ke 21, mulai dihebohkan dengan gilanya fashion yang more is more! Musik pop seperti Lady Gaga dan Katy Perry menjadi panutan dalam industri fashion dunia. Namun kini masa itupun sudah habis. Lady Gaga sendiri yang menjadi salah satu icon di era 2000an sudah mulai menurunkan tingkat kehebohannya dalam berpakaian. Bermula dari banyaknya fashion brand yang mengambil keputusan untuk merubah creative director mereka. Dimulai dari Celine, Saint Laurent, Dior, Louis Vuitton dan yang baru musim ini, Gucci. Nama seperti Phoebe Philo, Hedi Slimane, Raf Simons dan Nicolas Ghesquiere menjadi sorotan terhadap dunia fashion. Komentar baik maupun buruk diterima mereka tentang kapabilitas mereka dalam menjaga nama baik brand yang mereka pimpin. Kebanyakan dari mereka mendapat review baik dari media dan review buruk dari masyarakat awam. Mereka di cap tidak indah dalam mendesain, tidak mengikuti dna asli rumah mode yang mereka payungi dan banyak yang merasa era ini adalah era yang gagal bagi fashion. Hal ini tampaknya bukan karena mereka yang salah dalam menjalankan pekerjaan mereka namun masyarakat yang sulit menerima perubahan.

Kini mulai terbaca tren apa yang menjadi ciri khas dekade ini. PRAKTIKAL. Yes!

Para desainer sudah tidak lagi menguatkan koleksi mereka dengan tampilan drama yang selalu heboh dan terkesan over the top. Kini produk fashion dari brand ternama merupakan produk yang benar-benar siap pakai. Baik koleksi Ready-to-Wear ataupun Haute Couture, rumah mode kini lebih memikirkan kualitas bahan daripada cutting yang unusual, lebih memikirkan kenyamanan daripada tampilan luar.

Perfect Pair

Apa arti sempurna untuk kalian?

Buat gw sempurna itu suatu patokan dengan ukuran yang presisi, sempurna itu mempunyai media ukur tergantung hal yang sedang menjadi objeknya. Sempurna itu logika bukan hasrat, maka salah jika penggambaran perasaan disebut sempurna, karena terlalu subjektif. Dapat diambil contoh dalam menentukan pasangan yang sempurna. Alat ukurnya mungkin seperti level kebaikan, perhatian, ketampanan/kecantikan, aspek material hingga religi. Namun kesempurnaan seseorang tidak menjamin pilihan hati orang lainnya, padahal secara logika alat ukur yang disebutkan tadi mungkin sudah ada diatas rata-rata. Seperti yang gw bilang tadi, sempurna itu logika bukan hasrat. Jadi intinya adalah sempurna versi gw sesuatu yang dapat diukur, karena perasaan adalah zat yang tidak memiliki batas ruang dan waktu, buat gw harusnya mencari pasangan janganlah yang sempurna karena sesuatu yang dapat diukur akan mudah hilang dibanding sesuatu yang abstrak.

Jadi, apa arti sempurna untuk kalian?